Refleksi Diri: Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara memaknai pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki siswa agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Benang merahnya, menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Ki Hadjar Dewantara berpesan agar mendidik anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Sejatinya pendidikan adalah menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Dilihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya murid di Pulau Jawa tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Papua maupun Kalimantan.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).
Lebih lanjut Ki Hadjar Dewantara menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).
Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.
Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
Post a Comment for "Refleksi Diri: Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara"